Subhanallaah ….!!!
Rahasia kebenaran Al-Qur’an terungkap lagi,
ditemukan dan terus ditemukan! Hari kebangkitan, dimana umat manusia akan
dihidupkan oleh Allah setelah hari kiamat, oleh umat dulu jaman nabi-nabi tidak
dipercayai karena tidak masuk akal mereka. Bagaimana orang mati yang
tulang-belulangnya sudah hancur bisa hidup lagi? Kita pun selama ini hanya iman
saja atas kekuasaan Allah dan keterangan ayat Qur’an yang dijamin kebenarannya.
Kini, terungkap sudah, ilmu bisa menjelaskannya. Rahasianya ada pada tulang
ekor manusia!! Subhanallah …!
Bagaimana
Allah SWT akan mengulangi penciptaan makhluk yang sudah mati dan sudah hancur
menjadi tanah? Ternyata caranya seperti ketika menciptakan makhluk tersebut
pertama kalinya, yaitu ditumbuhkan. Setiap makhluk ketika pertama kali
diciptakan berasal dari air mani yang terpancar dalam rahim lalu tumbuh
perlahan-lahan sampai menjadi janin dan menjadi bayi.
Cikal-bakal makhluk hidup ini bermula dari apa yang dalam sains disebut
primitive node (gumpalan sederhana) alias segumpal darah yang dalam Al Quran
disebut ‘alaqah.
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al
Mu’minun: 14).
Fase
segumpal darah (‘alaqah atau clot) merupakan kumpulan sel yang sifatnya seperti
lintah (melekat pada dinding rahim) dan darisinilah beberapa unsur dan
jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm terbentuk (fase mudgah).
Jaringan mosederm salah satunya akan berkembang menjadi kerangka, dan yang
mula-mula terbentuk adalah tulang ekor.
Mengapa tulang ekor? Sains sudah membuktikan dan Al Qur’an juga menyebutkan
bahwa proses selanjutnya dari mudgah ini lah Allah SWT menumbuhkan
tulang-tulang, artinya dari mudgah akan ada yang mengalami perkerasan untuk
menumbuhkan tulang-tulang lainnya (tulang tumbuh dari tulang), kemudian Allah
SWT membalutnya dengan daging.
Nah, tulang yang memungkinkan untuk ‘berkembang biak’ menghasilkan tulang
lainnya adalah tulang yang paling ujung yaitu tulang ekor.
Lantas dari apa Allah SWT menumbuhkan lagi makhluk yang sudah mati? Proses
terpancarnya air mani dan kehamilan sudah tidak mungkin terjadi karena semua
makhluk sudah mati. Yang diciptakan pertama kali lagi setelah kiamat adalah
langit dan bumi pasca kiamat seperti disebutkan ayat 104 surat Al Anbiyaa. Maka
seperti halnya penciptaan pertama, makhluk akan ditumbuhkan seperti tanaman
yang tumbuh dari tanah (bumi), maka Allah SWT menumbuhkan makhluk yang sudah
mati dari ‘biji’ alias sesuatu yang kecil dan keras dari cikal-bakal makhluk,
yaitu tulang ekor.
QS.71-Nuh:
17 “Dan Allah menumbuhkan (anbata) kamu dari bumi (ardh) dengan sebaik-baiknya
(nabaatan)”
“Dan
dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”
Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang
pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (QS. Yasin : 78-79).
Adalah Han Spemann, ilmuwan Jerman yang berhasil
mendapatkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya
ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah
makhluk hidup bermula. Dalam penelitiannya, ia memotong tulang ekor dari
sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio-embrio lain.
Hasilnya, tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah.
Untuk itulah Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer” atau pengorganisir
pertama.
Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan
tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang
tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia
mencoba mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap
permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin
sekunder pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan
sedemikian rupa, tulang ini tetap hidup alias tidak ‘hancur’.
Lebih dari itu berdasarkan penelitian mutakhir,
sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik
Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan
tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini
merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia
merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan
berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin
banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang
ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka
semakin hitamlah tulang ekornya.
Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak
akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta,
dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar amal-amal mereka. Ajaibnya,
ini semua sudah disabdakan oleh Nabi berpuluh abad yang lalu.
“Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur
(dimakan tanah) kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit
kembali pada hari kiamat.” (HR. al Bukhari, nomor 4935).
Hadits senada juga diriwayatkan oleh Imam Muslim
(nomor 2955),
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallâhu alaihi
wa sallam bersabda, “Seluruh bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah
kecuali tulang ekor, darinya tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali.”
Dari petunjuk hadist di atas, Ilmuwan muslim pada
paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan
hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu
“Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut
dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”.
“Akan Kami tunjukkan kepada mereka ayat-ayat
(tanda-tanda kekuasaan) Kami pada alam dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup
(bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Fushshilat: 53)
Wallahu alam bish showab..